Kamis, 07 Juli 2011

Penindasan di sekolah (story 3)

Aku berjalan melewati koridor sekolahku.
Keadaanya masih seperti kemarin. Aku tetap diacuhkan, diejek, dikucilkan dan... Ini jauh lebih buruk dari kemarin. Aku tak punya sahabat sama sekali.
Sudah satu minggu berjalan, aku mulai merasa gundah. Ternyata penderitaanku tak kunjung berakhir. Tapi roda kehidupan terus berjalan, pasti ada perubahan di waktu mendatang.
Aku telah sampai dikelasku. Ketika aku datang anak lain langsung terdiam dan memasang wajah tak peduli. Mereka terus sibuk dengan urusan mereka, tapi tanpa suara.
Segera, aku duduk dibangku paling depan, kebetulan kosong..
Lalu datang seorang gadis berambut panjang. Dia mengenakan banyak aksesoris. Tiba-tiba gadis itu mendorongku sehingga aku jatuh dari kursi.
"Heh, seenaknya kamu! Ini tempat dudukku! Semua tahu hal itu, jangan karena kau anak baru kami mengecualikanmu ya!!" Hardik gadis itu ketus.
Aku menunduk. "Maaf...."
"Maaf, maaf! Sana pergi!" Dia mengusirku. Aku menahan marah dalam hati. 'Sopan' banget sih, gadis itu...
Akhirnya aku duduk dibangku belakang, seperti sebelum-sebelumnya.
Akhirnya.
Istirahat tiba. Inilah satu-satunya waktu dimana aku bebas dari segala macam cemoohan murid lain. Biasanya aku menghabiskan waktu istirahatku di perpustakaan.
Kini aku sudah duduk di salah satu bangku perpus. Perpustakaannya hari ini sepi sekali. Memang, anak-anak lain disini kurang berminat mengunjungi perpustakaan. Padahal buku-buku disini lengkap banget!
Aku meminum air mineralku sambil membuka buku halaman demi halaman.
Tak lama kemudian, datang gadis yang tadi mendorongku dari kursi. Kalau tidak salah, namanya Nessie. Dia anak pemilik sekolah ini. "Halo." Aku tersenyum kearahnya. Tapi sebaliknya, gadis itu malah menunjukkan wajah geramnya.
"Lu ini jangan sok akrab ya! Gue bukan temen lo, dan jangan sekali-kali lu berani nyapa gue!!"  Bentak Nessie dengan nada keras.
Aku hanya menanggapinya dengan senyum tersungging di bibir. Walau dalam hatiku aku ingin membalas perkataanya. Tapi hal itu aku kuruungkan.
"Senyum-senyum mulu! Jangan sombong lu ya, mentang-mentang nilainya bagus, sombong juga!!" Nessie memukul meja.
Karena suara pukulan meja Nessie keras sekali, penjaga perpustakaan langsung datang.
"Ada apa ini ribut-ribut?"
Nessie terdiam. Lalu pergi.
Aku kembali membaca bukuku hingga bel masuk berbunyi.
Sambil bersenandung pelan, aku melangkah menuju kelasku. Didepan pintu kelas, hadir Nessie dan anak-anak lain. Sepertinya mereka satu geng.
"Hei, kalau mau nyanyi di panggung sana! Biar yang nonton bawa penutup telinga semua! Hahaha..." Tawa gadis berambut pendek.
"Iya, suaranya jelek pula!" tambah anak lain. Aku cuma tersenyum kecil sambil berlalu.
"He, lu!" Panggil Nessie. Aku menengok. "Nanti pulang sekolah, gue tunggu lo didepan gerbang, harus dateng! Kalo gak, gue cekek lo!"
Aku mengangguk terpaksa dan langsung masuk kedalam kelas.
                                                             **********
Waktu pulang.
Aku mengintip Nessie dan kawan-kawanya yang menungguku di gerbang sekolah. Aku takut mereka akan melakukan sesuatu padaku.
Tapi aku memberanikan diri menemui mereka. Aku berjalan perlahan kearah Nessie.
"Heh, lu lambat amat sih kalo jalan! Cepetan!!"
Aku langsung mempercepat langkahku. Bismillah...
Sesampai didepan Nessie, dia langsung mencengkeram kerah bajuku dan menggiringku kearah tembok.
Nessie mendekatkan wajahnya.
"Asal lo tau ya..." Bisiknya. "Lo jangan sok pintar di sekolah ini, kalau nggak... Lo bakal tau akibatnya, lo bakal gue keluarin dari sekolah ini!"
Aku melotot. A... Apa? Sebenarnya aku terlibat dalam apa? Apa yang sedang terjadi?
"Inget tuh." Nessie dan gengnya meninggalkanku yang sedang dalam kebingungan dan kegelisahan besar.
Ya tuhan, bangunkanlah aku dari mimpi buruk ini!

2 komentar:

Jangan cuma baca, komentar juga doong..! bagi saya, komentar itu membuat saya senang