Rabu, 03 Agustus 2011

Jiwa bebas kelinciku

"Boy, mau keluar nggak?" Tanyaku pada seekor kelinci yang berbulu putih totol-totol hitam cokelat. Aku tetap menanyainya walau aku tahu, Boy tak akan menjawab pertanyaanku.
Setiap pertanyaanku kepada Boy kupikir jawabanya iya. Apa boleh buat, Boy kan tak bisa ngomong.
Dan hari ini, maksudku, kemarin-kemarin aku mengajak Boy keluar dan aku merasa Boy telah mendapat kejayaanya. Hidup sebagai seekor kelinci liar. Yang berlari kesana kemari, mencari makan sendiri dan menggaruk tanah yang sungguh merepotkanku karena aku harus membersihkanya sebelum abi mengomelku.
Langsung saja, di postingku kali ini, aku ingin bercerita tentang tingkah kelinciku waktu kukeluarkan dalam kandang.
Oh, sebelum itu, aku mau liatin foto-fotonya dulu ya! Hehehe...
Ini nggak tahu Boy lagi ngapain tapi dia kayak ngeliat ke balik pager. Eh, bukan pager sih, tapi tempat duduk teras. Gayanya pas itu lucu, jadi kufoto dan gini hasilnya.
Lalu, ini dia. Boy waktu kukeluarin di taman rumahku. Dia kelihatan seneng banget dan loncat-loncat. Kalo udah gitu, dia pasti sulit masukinya ke kandang. Waktu mau aku masukin, dia kayak sedih gitu, aku terlena.... Heheheh?? Majikan dikalahkan peliharaanya.
Dan ini, dia kaget waktu aku nggesekin sandal ke aspal. Dia jadi waspada dan kupingnya ngangkat. Iiiiihh.... Imut banget mukanya!!
Eh, kembali lagi ke ceritanya!
Pagi-pagi, kalau nggak salah pas puasa hari kedua, aku ngeluarin Boy dari kandang. Waktu itu mobilnya masih diparkir di teras, maksudku garasi dan Boy suka sembunyi disana. Awalnya kupikir nggak papa, toh nanti juga dia keluar-keluar sendiri.
Habis itu, udah agak siangan dikit. Abiku mau ngeluarin mobil. Tapi Boy lagi dibawah mobil. Terus aku ngelarang abiku buat ngeluarin mobil dulu, soalnya aku mau nyundul Boy keluar dari bawah mobil. Tapi Boy bandel banget! Dia nggak mau keluar. Aku, Nano sama Abi udah berusaha ngeluarin dengan cara disundul-sundul pake sapu. Boy masih keukeuh aja.
Akirnya, aku nggak tahu gimana caranya Boy mau keluar tapi, dia keluar juga. Abiku langsung ngeluarin mobilnya dengan cepet biar si Boy nggak ngumpet di bawah mobil lagi. Habis, kalau Boy dibiarin di bawah mobil nanti dia kan bisa keterak dan... Mati.
Boy kugendong dan kudeketin ke pintu kandangnya.
"Ayoo masuk!" Seruku. Tapi Boy nggak merespon dan malah memperhatikan dari atas kandangnya. Aku tahu, pasti dia lagi ngeliat taman. Boy memang suka main di taman. Aku angsung ndorong Boy masuk kandangnya, Ksian juga sih, dia berdiri-berrdiri begitu pintu kandangnya kututup.
Maaf ya Boy, inilah kekurangan tinggal di perumahan. Kamu nggak bisa merasakan jiwa bebasmu yang sebenarnya....

1 komentar:

Jangan cuma baca, komentar juga doong..! bagi saya, komentar itu membuat saya senang